Mengenal jenis-jenis kayu untuk bangunan

Mengenal jenis-jenis kayu untuk bangunan

Pulau-pulau yang tersebar di Indonesia, yang mencapai ribuan jumlahnya, memberikan berbagai keuntungan bagi negara kita tercinta. Keberadaannya di lokasi strategis antara Asia dan Australia, tepat di garis khatulistiwa, berpengaruh signifikan terhadap iklim, flora, dan fauna di wilayah ini. Bangsa Indonesia patut berbangga dengan fakta bahwa 64,1% dari luas daratan negara ini merupakan hutan, dengan sebagian besar berupa hutan hujan yang mencapai 73%, menurut data Direktorat Jenderal Kehutanan tahun 1977. Pulau Kalimantan menjadi penyebaran utama dengan hutan mencakup 76,9% dari luas daratannya. Dengan demikian, Indonesia memiliki sekitar 4000 jenis kayu, di mana sekitar 400 di antaranya dianggap penting karena telah dimanfaatkan dan secara alami melimpah, menunjukkan potensi besar untuk memainkan peran kunci di masa depan. Keberagaman kayu ini menjadi aset berharga bagi Indonesia, menandai peran negara dalam pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Kayu adalah unsur vital yang sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, menjadikannya sebagai benda yang sangat serbaguna. Sebelum mengaplikasikan kayu sebagai material untuk pintu, jendela, kusen, atau bahkan sebagai pendukung dalam konstruksi bangunan, penting bagi kita untuk memahami jenis kayu dan karakteristiknya. Informasi ini menjadi referensi berharga dalam pemilihan jenis kayu yang sesuai dengan kebutuhan spesifik, sehingga memastikan penggunaan kayu yang optimal dan efisien. Dengan mengetahui sifat-sifat kayu, kita dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam memilih material yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai dengan tuntutan fungsi dan estetika yang diinginkan. Temukan panduan lengkap mengenai jenis kayu terbaik untuk keperluan Anda agar aktivitas sehari-hari menjadi lebih nyaman dan berkelanjutan.

Sifat-sifat fisis kayu 

Sifat fisis kayu berikut ini adalah terkait dengan sifat fisis yang dihasilkan dari proses pertumbuhan kayu berupa berat jenis kayu, kelas kuat kayu dan penyusutan.

Berat jenis kayu

Berat jenis kayu adalah  perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air sekitar 15%, Nilai berat jenis kayu yang dicantumkan merupakan nilai berat jenis kayu rata-ratanya yang pernah dilakukan secara empiris yang telah diamati pada contoh kayu.

Kelas kuat kayu

Keterangan yang biasanya dicantumkan dalam sifat mekanis kayu umumnya dapat dikatakan hampir semua sifat mekanis kayu berbanding lurus dengan berat jenis kayunya, maka kelas kuat kayu yang ada di Indonesia dibagi ke dalam lima kelas kayu yang telah ditetapkan menurut berat jenisnya dengan metode klasifikasi dimana hubungan antara berat jenis dengan keteguhan lentur dan keteguhan tekan. Adapun jika jenis kelas kuat kayu yang tercantum memiliki 2 jenis kelas kuat kayu itu artinya kelas kuat kayu tersebut memiliki variasi kelas kayu yang banyak.

Penyusutan kayu

Penyusutan kayu merupakan penyusutan yang dihitung dari keadaan basah hingga kondisi kayu kering udara, kering tanur atau sampai dengan kadar air tertentu, namun terkadang-kadang dalam keadaan khusus dicantumkan nilai penyusutan yang dihitung dari kadar air tertentu yang artinya dihitung bukan dalam kondisi basah. Nilai penyusutan kayu diberikan dalam nilai persen (%).

Sifat Mekanis Kayu

Sifat mekanis kayu atau keteguhan kayu adalah salah satu sifat kayu yang dapat dipakai dalam menduga kegunaan dari suatu jenis kayu. Nilai dari sifat mekanis kayu didapatkan dari hasil pengujian terhadap keteguhan tarik, geser, lentur dan belah menggunakan metode ASTM D 143-52.

Keteguhan lentur statis

Keteguhan lentur dihasilkan dari pengujian dengan pembebanan di tengah atau centre point loading dimana pengujian ini meliputi tegangan pada batas proporsi, tegangan pada batas patah, modulus elastisitas, dan usaha sampai batas patah.

Keteguhan pukul

Pengujian keteguhan merupakan nilai dari keteguhan pukul baik dalam arah radial dan tangensial dengan contoh benda uji berdimensi 2 x 2 x 30 cm dengan jarak penyangga masing-masing sisi benda uji berjarak 24 cm.

Keteguhan tekan

Nilai yang didapatkan dari keteguhan teguh yaitu dari pengujian tekan sejajar arah serat berupa tegangan maksimum ditetapkan menggunakan benda uji ukuran 5 x 5 x 20 cm.

Kekerasan 

Pengujian berupa benda uji berukuran 5 x 5 x 15 cm yang dilakukan dengan menggunakan setengah bola baja yang ditekankan pada permukaan kayu pada bagian ujung dan sisi benda ujinya yang nantinya menimbulkan lekuk seluas 1 cm2.

Keteguhan geser

Pengujian keteguhan geser dilakukan pada bidang radial dan tangensial dengan menggunakan contoh uji yang menggunakan contoh uji yagn berukuran 3 x 4 x 8 cm.

Keteguhan belah

Keteguhan belah yaitu memperlakukan benda uji pada bidang radial dan tangensial dengan menggunakan bentuk dan ukuran 4 x 5 x 9,5 cm.

Keteguhan tarik tegak lurus arah serat

Merupakan nilai dari pengujjian tarik tegak lurus arah serat dilakukan pada bidang radial dan tangensial dengan menggunakan bentuk dan ukuran 4 x 5 x 6 cm.

Nilai-nilai dari keteguhan kayu yang didapatkan diperoleh dari berbagai sumber yaitu Wardi dan Soewarsono (1963), Ginoga dan Kmail (1973), Armstrong (1960) dll.

Keawetan dan keterawetan kayu

Keawetan kayu

Pengujian keawetan kayu dilakukan secara laboratoris maupun lapangan. Pengujian laboratoris yang dialkukan sampai saat ini baru terhadap jamur dan rayap kayu kering, sedangkan pengujian lapangan dilakukan terhadap rayap tanah dan jamur melalui percobaan kuburan (grave yard test) dan percobaan rak (weathering test). Berdasarkan berbagai percobaan dan berbagai sumber pustaka ditetapkan klasifikasi keawetan kayu sebagai berikut :L

Keadaan Kelas awet kayu
I II III IV V
Selalu   berhubungan dengan tanah lembab 8 tahun 5 tahun 3 tahun sangat singkat sangat singkat
Hanya dipengaruhi cuaca, tetapi dijaga tidak terendam air dan   tidak kekurangan udara 20   tahun 15   tahun 10   tahun beberapa   tahun sangat   singkat
Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan tidak   kekurangan udara tidak   terbatas tidak   terbatas sangat   lama beberapa   tahun singkat
Di bawah atap, tidak dipelihara dengan baik dan dicat tidak   terbatas tidak   terbatas tidak   terbatas 20   tahun 20   tahun
Serangan rayap tanah tidak   terbatas jarang cepat sangat   cepat sangat   cepat
Serangan bubuk kayu kering / pemakan kayu lain tidak tidak hampir   tidak tidak   berarti sangat   cepat

Berdasarkan klasifikasi dari keawetan kayu tersebut di atas kita menyadari bahwa penggunaan kayu dengan kelas III - V menyatakan ketidakcocokan penggunaan tersebut sebagai mebel ruangan yang berada di luar ruangan, namun demikian juga kita bisa saja mencapai kebutuhan kelas I-II dari penggunaan kayu kelas III-V dengan melakukan perlakuan khusus yang berupa perlakukan pengawetan kayu menggunakan obat pengawet.

Klasifikasi kelas kekuatan kayu

Selain dari klasifikasi dari keawetan kelas kayu, pertimbangan lain dalam pemilihan kebutuhan kayu untuk berbagai keperluan dapat melihat juga klasifikasi kelas kekuatan kayu seperti tabel berikut :

Pengujian/pengukuran Kelas kekuatan kayu
I II III IV V
Berat jenis >   0.90 0.60   - 0.90 0.40   - 0.60 0.30   - 0.40 <   0.30
Kuat lentur (kg/cm2) >   1100 725   - 1100 500   - 725 360   - 500 <   360
Kuat tekan (kg/cm2) >   650 435   - 650 300   - 425 215   - 300 <   215



Posting Komentar untuk " Mengenal jenis-jenis kayu untuk bangunan"